Sabtu, 11 Oktober 2014

ANALISA PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN



Tujuan Analisa
 Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
 Faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah :
a.    Likwiditas, adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau pada saat ditagih.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannyan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan“likwid”, dan sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “illikwid”.
Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua:
1.     Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan   (kreditur);
2.    Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan).
b.    Solvabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.Perusahaan dikatakan “solvabel”, apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada  jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “insolvabel”.



Dalam hubungannya antara likwiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan keadaan yang dapat dialami oleh perusahaan :
1.       Perusahaan yang likwid dan solvabel.
2.       Perusahaan yang likwid tetapi insolvabel.
3.       Perusahaan yang illikwid dan insolvabel.
4.       Perusahaan yang illikwid tetapi solvabel.
5.       Rentabilitas atau profitability, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Modal perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari pemilik perusahaan (modal sendiri) dan dari para kreditur (modal asing).
Dikarenakan adanya dua sumber modal, rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara:
1.       Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal sendiri dan modal asing) yang disebut dengan rentabilitass ekonomis,
2.       Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut, yang disebut rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha.
Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau treng keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting. Rantabilitas sering digunakan untuk mengukur effisiensi penggunaan modal dangan memperbandingkan laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut rendabel. Oleh karena itu bagi mangement atau pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.
d.      Stabilitas usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga atas hutang-hutangnya dan tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan membayar devidend secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami  hambatan atau krisis keuangan.
Dari faktor-faktor tersebut maka bagi para kreditur yang terpenting adalah faktor rentabilitas, karena rentabilitas merupakan jaminan yang utama bagi para kreditur tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Betapapun besarnya likwiditas dan solvabilitas suatu perusahaan tidak akan mampu effisien dalam menggunakan modalnya atau memperoleh laba yang besar. Suatu perusahaan yang rendabel, maka perusahaan tersebut umumnya akan dapat beroperasi secara stabil pula.
Faktor-faktor diatas (likwiditas, solvabilitas, rentabilitas serta stabilitas usaha) akan dapat diketahui dengan cara menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan menggunakan metode atau tehnik analisa yang tepat/sesuai dengan tujuan analisa.
Prosedur Analisa
Sebelum menganalisa suatu laporan keuangan, penganalisa harus mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut. Penganalisa juga harus bijaksana dalam mengambil kesimpulan, disamping harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan dan perubahan tingkat harga-harga yang terjadi.
Dalam bab II dikatakan bahwa bentuk dan isi laporan keuangan tidak atau belu,m ada keseragaman diantara perusahaan industry maupun perdagangan, sehingga klasifikasi pos-pos yang ada dalam laporan keuangan suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain.
Penyebab dari perbedaan ini mungkin karena:
1.       Laporan tersebut disesuaikan dengan tujuan management. Misalnya untuk tujuan perencanaan dan pengawasan intern akan berbeda dengan laporan yang ditujukan untuk ketentuan penentuan pajak, juga akan berbeda dengan laporan yang ditujukan untuk para kreditur atau calon kreditur.
2.       Perbedaan pendapat diantara penyusun laporan. Misalnya perbedaan tentang besarnya suatu pengeluaran atau perbaikan mesin, taksiran umur dari aktiva tetap dan lain-lain.
3.       Perbedaan pengetahuan serta pengalaman diantara penyusun laporan. Misalnya penyusun laporan yang pengetahuan system akuntansi secara continental (rekening stelsel) dengan penyusun laporan yang pengetahuan system akuntansinya secara anglo saxon (accounting), maka bentuk laporannya akan berbeda.
4.       Adanya kegagalan mengetrapkan sebutan-sebutan (terminology) atau klasifikasi terbaru yang sering digunakan.
Setelah kita menyusun kembali laporan keuangan tersebut, kemudian mengadakan perhitungan, analisa dan interpretasi dengan menggunakan metode dan teknik analisa yang tepat dan sesuai dengan tujuan analisa.
Metode dan Teknik Analisa
Analisa laporan keuangan mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecendrungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan perusahaan.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tam penganalisa harus mengumpulkan data, mengukur, menganalisa dan menginterpretasikan data. Sehingga data ini menjadi lebih berarti . ada dua metode data analisa yang digunakan setiap penganalisaan laporan keuangan,yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal .
Teknik analisa yang biasa digunakan oleh dalam  analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1.       Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengancara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih ,dengan menunjukkan :
a.       Data absolut atau jumlah –jumlah dalam rupiah
b.      Kenaikkan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c.       Kenaikkan atau penurunan dalam prosentase
d.      Perbandingan yang di nyatakan dengan ratio
e.      Prosentase dari modal
2.       Tren atau tendensi posisi kemajuan keuangan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangan .
3.       Laporan dengan prosentase perkomponen atau common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya .
4.       Analisa sumber penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5.       Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis)adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas dalam periode tertentu.
6.       Analisa ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam necara atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7.       Analisaperubahan laba kotor(gross profit analysis)adlah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
Analisa break-even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian,tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Analisa Pembandingan Laporan Keuangan
             Neraca menunjukkan aktiva .hutang dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu,dengandemikian neraca yang diperbandingkan (comparative balance sheet)menunjukkan aktiva ,hutang serta modal perusahaan padadua tanggal atau lebih untuk satu perusahaan.
Perubahan-perubahan neraca dalam suatu periode mungkin disebabkan karena :
a)    Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun yang insidentil
b)   Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva
c)    Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang  yang satu ke bentuk yang lain
d)   Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham (adanya        penambahan atau pengurangan modal)
Laporan rugi laba menunjukkan penghasilan –penghasilan yang diperoleh perusahaan ,biaya-biaya yang terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu ,sehingga laporan  rugi laba yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan ,biaya,laba atau rugi netto dari hasil operasi  perusahaan dalam dua periode atau lebih .
           Dalam metode analisa perbandingan ini dapat ditunjukkan dalam:
Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
Kenaikkan atau penurunan dalam prosentase
Perbandingan yang di nyatakan dalam ratio
a.       Dinyatakan dalam prosentase total.
             Keuntungan  utama dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah bahwa perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas,dan dapat segera diadakan penyelidikan atau analisa lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keuangan perusahaan dari hasil-hasil yang dicapai.
Tahun pembanding
 Apabila laporan keuangan yang diperbandingkan terdiri dari dua neraca atau laporan rugi laba dari dua periode ,atau antara neraca dan laporan rugi laba yang direncanakan (budget)dengan realisasinya maka penentuan data pembandingnya tidak akan ditemukan kesulitan,yaitu bahwa data tahun sebelumnya atau data menurut budget yang digunakan sebagai pembanding.
Trend dalam Prosentase
         Cara terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari tiga tahun tersebut adalah dengan menggunakan angka index,dan semua data laporan keuangan yang dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang dinyatakan dalam prosentase.
         Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase(trend percentanges)ini dapat diperlukan dasar pengukuran atau tahun dasarnya .biasanya data atau laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar(base year).pemilihan tahun yang paling awal sebagai  tahun dasar ini bukan merupakan suatu keharusanan ,karena tahun yang paling awal tersebut belum tentu menunjukkan keadaan yang normal atau representatif.sedapat mungkin periode atau laporan keuangan yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun yang paling normal diantara tahun-tahun yang dianalisa tersebut.
Trend dari modal sendiri (owner’s equity) yang menaik menunjukkan perkembangan keuangan yang menguntungkan (bagi para kreditor)terutama apabila trend daripada hutang turun atau naik tetapi dengan rate yang lebih rendah dibandingkan dengan kenaikkan modal sendiri.keadaan yang demikian yang  menunjukkan perkembangan keuangan yang semakin kuat dan margin of safety .
 Analisa dengan trend ratio akan dapat menunjukkan suatu pos itu mempunyai kecenderungan atau arah yang menurun,meningkat atau tetap serta menunjukkan apakah kecenderungan atau tendensi mengutungkan atau tidak menguntungkan .tetapi didalam teknik analisa dalam prosentase harus diingat pula hubungan antara angka-angka dalam trend dengan data absolutntya.agar trend dapat diperbandingkan maka harus dipenuhi beberapa syaratnya antara lain bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada waktu melakukan pencatatan akuntansi dilakukan secara konsisten dalam tahun-tahun bersangkutan.dan selama periode yang bersangkutan tidak terjadi perubahan nilai uang atau kenaikkan harga-harga yang amat berbeda (inflasi maupun deflasi).apabila kedua syarat tersebut ini tidak dapat dipenuhi maka data yang diperoleh tak dapat diperbandingkan (non comparable)kecuali kalau diadakan adjustment atau penyesuaian lebih dahulu guna menetralisir akibat daripada perubahan yang yang terjadi.
Laporan dengan Prosentase Per  Komponen(common size percentange)
         Teknik –teknik analisa laporan keuangan seperti yang telah diuraikan diatas mempunyai  kelemahan-kelemahan yaitu bahwa penganalisa tidak bisa dibandingkan atau tidak memperoleh gambaran tentang perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ketahun dalam hubungan nya dengan total aktiva atau total penjualan .hal semacam ini akan benar-benar dirasakan dalam hal kalau akan membandinhkan bagaimana proporsi atau pos dari suatu perusahaan untuk dua waktu yang berbeda ,atau untuk mencoba membandingkan pos yang sama pada waktu yang sama untuk dua perusahaan atau lebih yang sejenis tanpa ada suatu dasar umum sebagai dasar pembanding apabila dihubungkan dengan data absolut.apabila laporan keuangan disajikan dalam prosentase-prosentase,yaitu prosentase dari masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos rugi laba terhadap total penjualan nettonyas,maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding.laporan yang  disajikan atau  dinyatakan dalam prosentase-prosentase ini disebut common size statement atau laporan dengan per komponen karena tiap-tiap komponen atau pos dinyatakan dalam prosentase.
Evaluasi Terhadap Common Size Statement
1)           Laporan dengan prosentase perkomponen menunjukkan dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva.
2)          Laporan dengan cara ini menunjukkan distribusi daripada hutang dan modal , jadi menunjukkan sumber-sumber dari mana dana yang diinvestasikan dalam aktiva tersebut .
3)          Prosentase perkomponen yang terdapat dalam neraca akan merupakan prosentase perkomponen terhadap total aktiva ,sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ketahun hanya akan menunjukkan trend daripada hubungan  (trend of relationship),dan tidak menunjukkkan ada atau tidaknya perubahan secara absolut.
4)          Laporan dengan prosentase perkomponen dalam hubungannya dengan laporan rugi laba , menunjukkan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap-tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income.
           Dalam laporan prosentase per komponen (common size statement) semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya,tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikkan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak  dihitung  prosentse dari jumlah totalnya  tetapi juga dihitung  prosentase masing-masing komponen terhadap sub totalnya  . misalnya komponen  aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar ,komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.

Anggota:
1.     Aftanti Firdausya Riyadi  ( 01 )
2.    Dwi Santika                    ( 10 )
3.    Dyta Yuliana Sari             ( 11 )
4.    Evi Riski Yuliani               ( 13 )
5.    Hany Adiasih                   ( 18 )
6.    Ivonny Anindiany             ( 21 )
7.    Novi Siti Suprehatin       ( 28 )
8.    Resa Vegawati                 ( 29 )
9.    Rukmasari Kumala Dewi    ( 31 )
10. Via Ikviana                      ( 37 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar